Posted by : Unknown Selasa, 12 November 2013

Siapa sangka sosok hitam dekat meriam si Jagur adalah manusia. Warnanya senada dengan meriam di halaman Museum Fatahilah Jakarta.
Tring… senyum mengembang menunjukan sebaris gigi putih membongkar penyamarannya. Beberapa pengunjung kota tua berhenti sejenak meyakinkan patung pejuang di depan museum. Ini orang atau patung. Penasaran ada yang mendekat, mencolek bahkan memegangnya. Sang patung gadungan tetap bergaya sambil memegang bedil.
Keranjang kecil di depannya bertulisakn “Manusia Batu (Pejuang), Boleh Foto Bersama“. Tanpa diminta pengunjung yang berfoto bersama memasukan uang ke dalam keranjang. Pria berusia 35 tersenyum sumringah.
Meski awalnya tidak mendapat restu keluarga menjadi “patung”, jejak Idris diikuti beberapa rekannya. Tanggal 1 April 2013 mereka membentuk Komunitas Manusia Batu Taman Fatahillah (Kombat). Jumlah anggotanya dibatasi 10 orang saja untuk menjaga eksklusifitas. Jika ada yang yang keluar atau absen maka bisa digantikan orang lain.
Jadi jangan kaget kalau ke Kota Tua ketemu sosok noni Belanda, drakula atau army soldier membatu di halaman. Mereka manusia batu biasa bukan penampakan apalagi jejadian. Tapi sekali lagi pastikan kakinya menyentuh tanah dan membawa keranjang.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Total Tayangan Halaman

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Tengku M Kamil -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Tengku M. Kamil -